Senin, 28 Oktober 2019

Rekrutmen PLN Pelamar Kerja Diingatkan Waspadai Penipuan

BI Rate 5,50 %, Berapakah Kenaikan Bunga Bank Kelak

, Jakarta - Ketetapan Bank Indonesia untuk meningkatkan kembali suku bunga referensi 7 Days Reverse Repo Rate dari 5,25 % jadi 5,50 % berefek pada bidang perbankan. Imbas dari kenaikan bunga referensi ini diantaranya ialah suku bunga credit atau deposito perbankan harus ikut juga terkerek.

“Dengan ketetapan itu kami pasti harus sesuaikan bunga credit atau dana faksi ke-3 kami sesuai suku bunga referensi BI dan perubahan pasar,” tutur Direktur PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Iman Nugroho Soeko, pada Tempo, seperti diambil di Koran Tempo, edisi Senin 20 Agustus 2018.

Selain itu, Direktur Penting Bank Mayapada Haryono Tjahjarijadi menjelaskan dengan kondisi pelemahan rupiah sekarang, faksinya mengerti ketetapan yang perlu diambil BI itu. “Tapi ini tidak bisa cuma ditanggung pada BI, pemerintah harus juga ambil kebijaksanaan yang bersama-sama dengan BI, sebab stabilisasi kurs itu penting,” tuturnya.

Berkaitan dengan peluang untuk meningkatkan bunga , Haryono menjelaskan faksinya tidak ingin tergesa-gesa. “Harus disaksikan perubahannya di pasar dalam 1-2 minggu ke depan.”

Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Santoso menjelaskan faksinya sudah mempertimbangkan ini awalnya, mengingat desakan perekonomian dari external condong kuat sekian waktu paling akhir. “Jadi kebijaksanaan BI ini untuk menghadapi gagasan kenaikan The Fed dan untuk menyeimbangi efek jatuhnya mata uang Lira Turki meskipun tidak dengan cara langsung dengan Indonesia,” katanya.

Tentang peluang BCA untuk meningkatkan bunga kembali, ia menjelaskan akan ditetapkan pada rapat direksi bulan ini. “Kami akan menilai adakah desakan pada likuiditas serta keperluan pembiayaan.”

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah berujar suku bunga referensi rata-rata 5,5 % dipandang masih bisa diakomodasi oleh perbankan. “Mereka masih dapat sesuaikan suku bunganya tanpa ada mengganggu pendistribusian credit, tidak punya potensi menyebabkan credit memiliki masalah,” katanya.

Tetapi, menurut Piter bank sentra perlu tetap lengkapi atau menyamakan kebijaksanaan kenaikan bunga referensi ini dengan pelonggaran kebijaksanaan makroprudensial. “Tapi masih disertai pengawasan yang ketat, jangan pernah pelonggaran likuiditas malah menyebabkan pertaruhan valas,” tuturnya.

"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar